Sudah lama..bahkan sangat lama tidak menabur cerita, seakan hilang ditelan bumi kata beberapa teman, jangan begitulah kawan ?, ditelan bumi pantang disebut apalagi masih menghirup oxigen dan merasakan teriknya panas Jakarta.
Pameran dan Adu gengsi bonsai di Sunter ternyata mengusik sedikit selera bonsai, saya terpaku dengan sederetan stand bursa dan diantaranya ada beberapa bahan bonsai atau lebih tepat dibilang limbah, maaf ya kalo persepsi ini sedikit menyakitkan telinga, maklum saja , yang saya lihat cuma digelar dilantai doang kalah pamor dengan bahan-bahan bonsai lain yang mewah dan angker berwibawa berdiri di pilar disekelilingnya.
Ada sedikit aura menarik dan menonjol yang dipancarkan seonggok sampah dilantai bursa tersebut, setelah lebih dekat dan teliti ternyata yang mengusik mata itu adalah Gulo kemantung, sudah lama bonsai adalah haram sifatnya bagi saya. Masih coba bertahan dengan prinsip, kepada beberapa teman bonsai yang kebetulan berada disana kita berikan sedikit masukan, bak anjing menggongong kafilah berlalu, seperti radio rusak saja omongan saya, bahkan yang lebih menyakitkan tembakan langsung dengan komentar, kalo yakin kamu ambil sendiri aja katanya......
Mata boleh tertipu tapi iman jangan goyah, kalau tidak ada yang mau dengar ya sudahlah tujuan ke pameran hanya melepas rindu melihat perang pendekar bonsai adu gengsi di pentas kontes.
Sudah biasa, mengunjungi pameran tidak cukup sekali, di akhir penutupan pameran saya meluangkan waktu lagi, dalam suasana hiruk pikuk dan kesibukan para jawara bonsai mengemas kepulangan kontestan, entah setan apa yang menggoda saya berhenti ditempat dimana beberapa onggokan bahan bonsai Gulo Kemantung tersebut, sambil basa-basi saya menanyakan kepada penjualnya, kenapa " Barang Antik " ini masih ada dan tidak dilirik orang. Dengan diplomasi tinggi kata penjualnya, " Selera masing-masing orang beda Pak, bagus bagi kita belum tentu bagi orang lain !."
Betul juga katanya, sambil jongkok dilantai dengan penjualnya, saya cuma bisa geleng-geleng kepala, dalam hati dan firasat saya, ini bahan sangat istimewa, memang dengan kondisinya saat itu sangat diragukan, apa bisa ini pohon hidup ?. Anda tentu heran kenapa begitu ?. Yang pasti bahan bonsai yang saya nilai istimewa ini hanyalah sebongkah Akar yang baru dikorek dan ditancapkan ala kadar dalam pasir tanpa daun bahkan akar serabutnyapun tidak ada.
Prinsip haram beli bonsai lagi masih menghantui, tetapi untuk yang satu ini apa bisa dikecualikan, tidak mahal memang, sangat terjangkaulah kata orang elite, tetapi untuk yang sudah sedikit tahu seluk beluk bonsai masakan memilih yang gituan.
Mulut boleh berkata demikian, tapi kata hati beda, ini sebongkah akar busuk menyimpan aura menakjubkan, sambil mengorek saku kantong menghitung duit, sesuai kesanggupan tiba-tiba penjual menjulurkan tangan, jadi katanya..... Masyaallah..... abis saya... apa kata teman nanti, sudah tomat ya, alias sudah tobat kumat.......
Selama beberapa minggu sambil duduk dan sembunyi-sembunyi kuatir diguyonin teman, rongsokan ini dibersihin, dikorek , dikupas, digergaji, diawetkan dengan larutan jin buatan sendiri dan terakhir hanya dengan seutas kawat pendek ditarik kebelakang, Sebongkah Akar Busuk ini sudah berwajah lain. Gulo Kemantung Kontemporer bergaya Wind Swept .. !!!
Perhatikan beberapa titik bekas potongan dan korekan setelah diberi pengawet...... sangat berkesan alamiah dan luwes sekali, kegembiraan batin makin bertambah setelah sebulan ternyata si busuk mulai bertunas, saya yakinkan anda bahwa sosok pohon ini lebih bagus kelihatan aslinya daripada gambarnya. Welcome to My World Gulo.. !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar