Kamis, 13 Januari 2011

Recycle Bin

Yang empunya Microsoft, Bill Gates menulis di biographynya,  ketika disekolah, dia kesulitan mengerjakan atau  menjawab soalan ujian, hasilnya memang boleh dikatakan banyak mata pelajarannya tidak lulus, ketika itu dilihatnya beberapa temannya semua lulus dengan predikat baik bahkan ada yang Cum Laude, tetapi kini mereka itu semuanya bekerja sebagai karyawannya.

Sangat mengesankan kejadian diatas, apa nasib baik yang demikian bisa dipunyai semua orang, tak perlu pusing dengan biography oranglah, sudah biasa suatu keberhasilan selalu diberitakan,  bagaimana penilaian orang kalau suatu kegagalan atau ketidakberhasilan  diberitakan sebagai catatan hidupnya,  ini baru luar biasa, biarlah kisah sedih di hari minggu tidak jadi lagu saja, mudah-mudahan yang jelek-jelekpun enak juga dibaca.

Di applikasi atau desktop komputer sering kita jumpai Recycle Bin dengan iconnya tong sampah,  kalau sudah sampah biasanya  dibuang, nah yang diapplikasi kompuetr ada kelebihannya sedikit, boleh dibuang permanen atau dibiarkan saja, dan apabila merasa diperlukan bisa di Restore lagi. 

Dua pengantar barbau komputer diatas, sepertinya serupa tapi tak sama  dengan beberapa koleksi bonsai sampah dibawah ini.

Bernasib baiklah engkau wahai bonsai punya majikan seperti saya,  ini bukan sampah akan kita Restore kembali karena engkau sangat diperlukan, tidak perlu menjadi seperti Bill Gates menjadi duit karena bisa dijual sajapun sudah sangat berhasil namanya.

Buxus mame ini dulunya boncengan dari teman di Jawa, tolong dijuallah kalau ada yang minat katanya,  jangankan dijual mas, dilirikpun orang kagak doyan, maklum di Medan banyak sekali Buxus yang sudah dikatagorikan sebagai tanaman taman, tidak mengherankan yang jauh gedean pun ada dengan harga miring sekali,  malah pernah laku 4 pohon cepek kata orang Medan alias cuma 100 ribu Rupiah.

Mata tidak bisa dibohong, dari tong sampahlah buxus ini diambil dan didaur ulang,  posturnya bagus, mungkin kala dipajang cabang dan ranting serta mahkota, weeelllehhhh....  kata orang kayak brokoli busuk,  hijau sedikit bonyok kuningnya banyak, anak rating cuma segede lidi dan jarum kucar kacir lebat kering kerontang. Jenis Buxus sebagai bonsai seharusnya sudah banyak tetapi mengadaptasi pertumbuhan dan pola sebagai jenis bonsai lain sepertinya belum atau jarang nampak,  karena pohon ini di gratisin sama yang punya, apa salah  dipakai jurus coba-coba. nasib buxus ini tergolomg baik dipotong bawah di sikat bersih atas tinggal rangka ternyata bagus juga, saat awal masih diragukan bisa berlanjut hidupnya,  sejalan waktu sepertinya menjadikannya sebagai yang berguna bisa terwujud.

Masih teringat pesan teman bonsai, buxus ini tidak seperti anting putri,  potong satu tembak dua bang, hati-hati.  memang benar kawan, ini bukan anting putri, tapi buxus, jangan kuatir,  yang ini bisa patah tumbuh hilang berganti, potong satu tumbuh seribu  .....  konyolllll.....


Ini rokok paling mahal yang pernah dibeli, karena tidak punya uang kembalian, saya menukarkan uang pecahan 100 ribu Rupiah kepada penjual bonsai, karena tidak juga punya sebanyak itu akhirnya didahulukan  11.000 Rupiah untuk membayar uang rokok, sambil ngelantur sana sini sampai pamit pulang tidak ada yang belanja bonsai saat itu. Ketika itu penjual bonsainya berkata, udahlah ya bang, tak ada uang kembalinya, ini cenderawasih saja  kembaliannya,  setelah begitu lama tidak pernah ketawa, kejadian ini membuat saya benar-benar ketawa sampai tidak bisa mengeluarkan suara.

Pohon begitu dibeli, kata seorang teman ketika kerumah,  panas juga kuping saat itu,  kini setelah setahun lebih ditukangi ada kesan lain yang berbicara, bonsai mungil ini  tidaklah jelek menurut mata kita,  pertumbuhannya cepat  luar biasa,  jera memangkasnya, memang masih harus menunggu pertumbuhan cucu dan cicit rantingya,  dengan ukuran kecil  begitu  rasanya tidaklah terlalu lama,  

Entah bisa diterima atau tidak, kalau ada kesempatan untuk diuji coba, bukan tidak mungkin bonsai rokok ini bisa membuaikan mata, terlepas dari semua ini, saya tidak perduli,  setiap memandang pohon ini, apapun suasananya,  saya selalu ingin ketawa.............. sungguh tidak bohong.....


Ini betul-betul sampah yang didaur ulang,  pohon taman jenis Hokiantea ini dulu dipakai sebagai hiasan sudut halaman, tidak mahal cuma 75 ribu Rupiah,  masih teringat pernah dipakai sebagai pohon Natal dan digantungi lampu, setelah berkutat dengan bonsai pohon ini tersisihkan sendiri tanpa pernah dirawat lagi.

Yang unik dari pohon ini tinggi lurus tegak, memang agak jarang juga terlihat Hokiante dengan postur demikian, beberapa kali secara ikhlas sudah dihadiahkan kepada teman, tetapi entah kenapa, bisa jadi  ukurannya yang mencapai hampir 2 meter belum lagi ditanam dalam pot berukuran setinggi 65cm,  menjadikan pohon ini tidak terangkut selama ini.


Sewaktu bersih-bersih halaman, terkesiap juga dihati, betapa kasihannya pohon ini, biasanya kalau hokiantea dibiarkan tidak terurus tentu rantingnya bertumbuhan tidak menentu, tetapi pohon ini masih dalam bentuk pohon cemara di alam, sebagaian ranting memang sudah kering terutama di bagian atasnya.  Selang beberapa hari teringat juga gambaran sebuah bonsai di booklet bonsai Taiwan, tinggi menjulang dengan batang kurus sangat manis walau dibentuk secara sederhana saja, kelebihan lainnya cuma sudah ditanam dalam pot yang tipis.

Diberikan gratis juga enggan dibawa, tidak perlu pikir lama, pohon dicabut saja, ternyata tidak segampang dipikirkan,  sudah terjawab sudah, pertumbuhannya mandeg atau berhenti rupanya disebabkan perakaran yang sangat padat,  jalan keluar praktis, pot dipalu pecah, yang nampak cuma akar melingkar padat hampir tidak tampak media tanahnya lagi.

Nekad pasti bisa, ada tidak adanya pohon ini sebenarnya sudah sama,  akar dikikis hampir tinggal 20%, sangat tipis bila dibandingkan ukuran tingginya yang 2meter, sedikit adonan tanah, humus, pasir malang dan 2 genggam pupuk dekastar,  pohon ditancapkan ke pot bundar tipis yang kebetulan ada. Ampun ketinggian sepertinya, tidak perlu tunggu lama, atas ditebas,  kiri kanan, muka belakang, atas bawah, ranting yang dirasakan tidak perlu dibuang maka selesai sudah. Mengingat cara kerja instant dan asal jadi ini, seharusnya pohon ini  mestinya "Rojiun",  entah kenapa, setelah  6 bulan berlalu semua berjalan baik dan  pesan lagu Chryshe terjawab sudah,  tak selamanya mendung itu kelabu, nyatanya hari ini kulihat begitu ceria, oh pohon..., engkau luputkan aku dari sebuah dosa........

Ada juga keinginan untuk menempatkan pohon ini dalam pot keramik tipis seperti wong Taiwan, Mudah-mudahan yang "made in" Kapitan ini mana tahu suatu hari ada yang berkenan menempatkannya dalam bookletnya. 

Sudah tobat kumat lagi........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar