Selasa, 03 November 2009

Belajar Blackpine

Berbekal beberapa bahan yang ada akhirnya keberanian untuk membentuk bonsai Blackpine dipaksakan juga,, pada awalnya kepuasan sudah didapat hanya dengan memandang pertumbuhan pohon tersebut, namun sejalan dengan waktu keinginan untuk membentuk bonsai blackpine berpenampilan menarik akhirnya terwujud juga.

Beberapa pendahulu kolektor jenis ini, mengatakan bahwa balckpine adalah jenis unik yang cukup sulit untuk dipelihara, dan sebagian menyarankan agar tidak mencoba karena sebagai senior dibidang bonsai jenis ini berbagai cara telah ditempuh tetapi hasilnya kurang maksimal bahkan diantaranya konon pernah belajar sampai ke negeri asalnya di Jepang.

Begitu ringkaskah cerita ini ?, bukan, bukan itu yang harus diketahui, dibalik itu masih ada segudang cerita lain suka dukanya, banyak yang berteori, tanaman subtropis tidak akan bisa tumbuh baik diiklim tropis, secara logika benar, tetapi dalam ilmu alam sepertinya kurang tepat, bukankah orang Jepang atau Eropa bisa hidup sehat Indonesia, bule makan nasi padang begitulah kira-kira, secara ilmiah, pohon biasa berhenti pertumbuhannya di musim dingin, dan memulai kehidupannya di musim panas dan semi karena disaat itulah tersedia cukup panas matahari, di Indonesia hampir sepanjang tahun tersedia sinar matahari, sudah seharusnya pertumbuhan tanaman di Negara kita ini harusnya lebih dahsyat dan lebih cepat, tidak terkecuali blackpine pun harusnya demikian.

Masukan dan kegagalan orang lain seyogianya diterima sebagai hikmah, Karena tekad sudah bulat demi kepuasan batin, kita harus mencoba, untuk itu beberapa pohon yang memenuhi sedikit kriteria bonsai diseleksi, dan dimulailah pembentukannya.

Tidak dipungkiri bahwa dalam mencoba itu ditemui banyak kendala, dan sebagaian ada yang gagal juga, namun dari semua ini, kalau ada yang mengatakan Blacpine tidak bisa tumbuh dengan baik di Indonesia jelas jelas salah, memang selama ini belum terlihat bonsai blackpine hasil ciptan asli Indonesia yang berkwalitas baik ditemukan di pasaran umum, itu harus dimaklumi bukan karena tidak bisa tumbuh dengan baik, melainkan kesulitan mendapatkan bahan yang berkwalitas baik.

Beberapa nasehat yang dapat disampaikan berkaitan dengan hasil pengalaman dalam mencoba tanaman jenis ini adalah :
  1. Jangan melakukan pemangkasan tunas-tunas secara total dalam waktu yang sama , artinya sewaktu membentuk dimensi bonsai biasanya kita harus memotong ujung-ujung ranting agar bentuk segitiganya tampak, di blacpine disarankan hanya memotong beberapa saja dan cukup disatu sisi atau disatu cabang dahulu, setelah itu baru dilanjutkan lagi beberapa hari atau seminggu kemudian, ini perlu diperhatikan karena setiap tunas yang dipotong biasanya disertai dengan keluarnya getah yang banyak, semakin banyak tunas yang dipotong tentu akan berakibat semakin banyaknya cairan getah yang keluar, seperti pendarahan pada manusia, semakin banyak luka yang mengeluarkan darah tentu mengakibatkan kehabisan darah dan sebagai hasil akhir adalah fatal yakni MATI.
  2. Dalam teori blackpine diketahui, untuk mendapatkan anak ranting yang baik dan sehat merata, dikenal istilah buang atau potong yang kuat (strong), dan biarkan yang lemah (Weak) agar bisa tumbuh seimbang, benar memang, tapi disarankan agar seleksi dahulu anak ranting yang diperlukan, baik lemah atau kuat, kemudian yang tidak diperlukan dipotong atau dibuang, untuk membantu ranting yang lemah, bisa dengan mengurangi daun-daun di ranting yang kuat, dengan cara ini lebih aman, sejalan dengan waktu biasanya ranting yang lemah akan tumbuh kuat kembali.
  3. Prunning hanya untuk megurangi intensitas daun agar perantingan baru dapat muncul, serta membantu jatah makanan bagi ranting yang lemah, tidak adalah istilah prunning untuk peremajaan daun di blackpine.
  4. Pemotongan akar boleh dilakukan apabila kondisi pohon kelihatan sehat, dan kondisi akar memang sudah cukup panjang.
  5. Media tanam yang dipakai campuran 5 : 2, pasir malang dan tanah steril atau humus.
  6. Pemupukan cukup yang slow release seperti dekastar atau vitamin B1 saja diberikan rutin 2 atau 3 minggu sekali.

Semua pengalaman diatas, boleh dianggap cerita dongeng atau keberhasilan yang kebetulan saja, untuk itu mohon disimak pesan singkat dibawah ini :

Apabila anda merasa cerita diatas bermanfaat , sebarkanlah dan beritakan ini kepada teman-teman , selamat mencobanya.

Apabila anda merasa semua ini hanya pepesan kosong alias membual saja, mohon pakailah nasehat ini : Please Remind Silent Forever.

Sekilas Info

Beberapa percobaan dengan kiat-kiat diatas, membuahkan hasil seperti dokumentasi gambar dibawah ini, memang sangat jauh sekali kwalitasnya dibandingkan dengan Blackpine sebagaimana yang terlihat di buku-buku Bonsai luarnegeri , tapi sudah seharusnya bersyukur, setidak-tidaknya sudah mencoba, dan hasilnya Not too Bad juga , apalagi untuk seorang yang baru belajar Blackpine.


Pengawatan pada jenis tanaman ini hampir tidak berbeda dengan jenis cemara yang lain dan tidak sulit, ranting cukup lentur dipelintir, kesulitan hanya pada daun yang ada, memang tidak biasa sebagaimana kita mengawati pohon yang telah diprunning.



Blackpine medium 50 Cm ini sangat beruntung, Pernah di prunning tanpa pola hampir 75%, anehnya setelah beberapa bulan perdaunannya lebat kembali. Kesalahan prunning seperti terhadulu kembali terjadi kedua kalinya walaupun dengan intensitas yang tidak begitu banyak seperti yang pertama, memang diakui karena belum begitu paham dan mengerti akan karakteristik jenis ini. Hingga sekarang pohon ini masih tumbuh subur walaupun perantingan dibeberapa tempat kondisinya agak lemah, mungkin ini akibat efek samping dari kesalahan prunning.

1 komentar: