Sabtu, 07 November 2009

Pendekar dari Cihideung

Inilah kisah pendekar Cihideung dengan 10 kurcaci yang menjadi pasukannya, menuju medan tempur kang ?, Iya, sudah begitulah kerjaan saya selalu, jawab sang pendekar sambil tangannya terus menerus membersihkan pohon-pohon bonsai yang disusun berderet seperti barisan tentara.


Sang pendekar adalah Asep Suwarna, biasa disapa kang Asep, medan pertempuran di kamus nya adalah ajang kontes bonsai, sekali ini menurut pengakuannya diperlukan perhatian extra karena berlaga dia ajang akbar di Malang yang bertepatan dengan diselenggarakannya Mukernas (Musyawarah Kerja Nasional) PPBI.


Ini kan bukan pengalaman yang pertama, kenapa mesti dengan penanganan yang extra kang ?,


Ternyata bukan kontes ataupun kondisi pohon yang membuat pusing sang pendekar, sekali ini misi kita agak berbeda katanya, kita menuju medan tempur dengan membawa 3 bendera, apa itu kang ?, tiga bendera yang dimaksud rupanya mewakli kontestan dari 3 daerah berbeda, Bandung, Lampung dan Medan.


Tiga bendera itu kalau berada disuatu titik di Bandung tidak masalah, tapi secara geografis 2 kontestan lain lumayan jauh jaraknya, belum lagi kalau masing-masing kontesten mematok persyaratan tertentu seperti keamanan atau peluang bonsainya di kontes.


Kenapa mesti tertekan begitu kang, kalah menang itu sesuatu yang biasa, semua sudah tahu bahwa pasukan yang dibawa tempur adalah pendatang baru yang akan diuji menjadi calon artis. Kalau semua bisa legowo begitu alangkah bagus, tapi kita sering disalahkan pak, ujarnya sambil berkata lagi, yang nilai kan bukan kang Asep tapi orang lain, menurut pilihan Kang Asep ini yang terbaik, tapi kalau hasilnya diluar yang diharapkan mau bilang apa ya Pak, katanya bernada tanya. Tak perlu sungkan kang Asep, cukup katakan saja pada mereka : Kita Coba lagi di kesempatan lain.


Walau begitu, sang pendekar melontar target juga, dari 10 kurcaci ini, 3 di adu ke Kelas Madya dan 6 di Kelas Utama, dan 1 kalau dimungkin di Kelas Bintang, dari Kelas Madya diharap 2 bendera Merah, di Kelas Utama Insyaallah 6 Merah, kalau di Kelas Bintang pak Asep belum begitu ngerti, ini percobaan pertama katanya.


Target itu bukan tidak mungkin bisa dicapai, semangat dan pengalaman menangani bonsai-bonsai kontes selama ini setidak-tidaknya bisa membesarkan hati.

Bravo..Bravo.....Selamat Berjuang Pakcik Asep......

Dibawah ini adalah beberapa Kurcaci pasukan pilihan Pendekar Cihideung , untuk kontes di Malang tanggal 12 Nopember 2009.





Ulasan ini dibuat dengan persetujuan sang Pendekar, sedikit berat hati dan terbesit juga penolakan pada awalnya.

Jangan pak jangan, malu nanti, kalau sudah kontes baru di beritain kata Kang Asep.


Temanku Kang Asep, ini bukan falsafah dari negeri cina , ini datang dari hati kita,
Sesuatu yang belum tetapi diyakini terjadi, itu keberanian
Sesuatu yang sedang terjadi itu berita
Sesuatu yang sudah terjadi itu sejarah

Preview atau pra tayang ulasan ini, justru untuk membuktikan keberanian Kang Asep akan menjadi berita, dan ditulis kelak sebagai Sejarah. ( Kalau beruntung loh… kang !!!!)

Di kehidupan sehari-hari , yang sudah terjadi biasanya dipakai sebagai hikmah, tapi kalau ingin dihormati, semua yang terjadi mestilah dalam bentuk sejarah. Tidak semua sejarah identik kesuksesan, manusia masih jahat dan munafik, hanya yang baik-baik saja yang ditulis sebagai Sejarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar