Senin, 16 November 2009

Pulang dengan Kepala Tegak

Perhelatan akbar kontes bonsai di Malang usai sudah, bagaimana dengan kiprah Pendekar Cihideung kita ?. Seperti telah diceritakan sebelumnya, bahwa untuk ajang tempur sekali ini, pendekar menuju medan perang dengan membawa 10 pasukannya, berdasarkan absensi ternyata disaat-saat akhir muncul seorang pasukan relawan tambahan, Alhasil Pendekar menuju arena pertempuran dengan 11 pasukan.



Pasukan tiba di arena, pertama terlihat adalah barisan rapi pilar-pilar dan meja yang telah dipersiapkan panitia, terkesiap Pendekar Cihideung melihat jejeran Bonsai dengan penampilan yang mengagumkan tersusun rapi di meja dan diatas pilar, dari panitia kontes diketahui, jumlah pohon kontes berjumlah lebih dari 600 pohon, semua dengan satu tujuan, mengadu muka untuk mendapatkan predikat di berbagai kelas perlombaan.



Pendekar memberikan laporan, pohon peserta kontes sekali ini gajah-gajah semua Pak, ujarnya, suatu kiasan untuk mendramatisir pohon yang cantik atau berkwalitas sangat baik, sebagai salah satu bagian dari kontingen yang dibawa sang pendekar, kita tentu sangat memaklumi tekanan dan beban moril ini. Santai saja Pak Asep, bukankah kita sudah logowo sebelumnya, kalau tidak berhasil, kita coba lagi di kesempatan lain.



Dua hari penjurian berlangsung, walau dengan beban makin terasa, dari jarak pandang agak berjauhan karena lokasi kontes masih harus steril dari pengunjung, akhirnya muncul juga berita yang ditunggu, secara bergilir pendekar menelpon ke Bandung, Medan dan Lampung, beritanya tegas bahkan terkesan sangat singkat, duri merah, gulo merah…… dan seterusnya.



Tidak ada kata lain yang tepat selain salut dan selamat buat sang pendekar, sungguh fantastik dan fenomenal, dari 3 kelas yang di ikuti dalam kontes bonsai sekali ini, di kelas bergengsi yaitu Utama dan Bintang, meraih hasil sempurna 100%, dari 6 pohon di kelas Utama semua memperoleh Bendera Merah atau mendapatkan Predikat Baik Sekali, di kelas Bintang yang pada mulanya hanya uji coba dengan 1 pohon , juga meraih bendera merah, hasil kurang sempurna justru di kelas Madya, dari 4 pohon, hanya 2 meraih bendera merah dan 2 lagi hanya mendapat predikat baik atau bendera hijau.



Tuhan Maha Pengasih ujar Pak Asep, dari awal kita menargetkan 8 bendera merah, ternyata dapat 9, kita sedikit lebih beruntung dibandingkan yang lain, sambung Pak Asep, kurcaci –kurcaci kita akhirnya beri mujizat, hampir semua pohon kita dari tong sampah, alias murah meriah, ternyata hasilnya sungguh dahsyat luar biasa.



Betul kang Asep , masih ingatkah pesan moril singkat sebelum berangkat ke medan tempur, keyakinan dan keberanian Bapak kini telah menjadi berita, dan pasti akan dikenang orang sebagai suatu sejarah.


LANJUTKAN... ( kampanye ....nich ye............)





Atas 9 Bendera Merah yang engkau persembahkan untuk kita semua, wahai temanku Kang Asep, kita buat khusus 9 bait puisi suka duka anda, terimalah ini sebagai penghargaan dan ucapan terimakasih dari kita.



Sekian lamanya anda bagai tersangka bahkan terdakwa
Terbuang dari tempat dimana seharusnya anda berada
Sebagai Orang kecil memang sulit punya hak membela
Pengadilan alam telah membuka tabir menguak fakta
Dari tangan-tangan anda telah muncul beragam karya
Pantas bersyukur karena orang kini telah terbuka mata
Jangan dendam, berkat dihujat dahulu, anda kini mulia
Selayak dan sepantasnya sebutan Pendekar untuk anda
Kini saatnya untuk orang mengenal sosok Asep Suwarna



Tidak ada komentar:

Posting Komentar