Jumat, 06 November 2009

Seharusnya Tidak Bicara

Cina dan Jepang boleh saja disebut sebagai penemu atau negara kakek bonsai, tapi mungkin yang jarang diketahui dunia luar, Indonesia adalah negara paling inovatip dalam hal mengembangkan bonsai.

Pernah seorang teman bonsai dari Eropah datang kerumah, dengan wajah sedikit kaget bartanya, is this real bonsai tree ?, terkesiap dan terkejut mungkin yang bersangkutan melihat bonsai ukuran medium seperti pohon metal karena hampir sekujur cabang dan ranting total terbalut kawat.
Hampir malu kita, yang bersangkutan ternyata bukan kagum pada bonsai kita melainkan merasa sedih dan heran melihat bonsai tersebut dibentuk dengan cara demikian.



Jangan kaget Mister, sebenarnya itu sudah biasa disini, orang kita jarang-jarang mau menyerah kepada alam begitu saja, If you need a few year to make it, we only get it in few month, di Indonesia sudah biasa yang kanan bisa dibikin ke kiri , yang di kiri dibikin kanan, bahkan yang benarpun bisa dibikin salah atau disengajakan salah.

Di Luar negeri, bonsai konon katanya dibentuk dengan lebih manusiawi, Pembentukan bonsai ala barbar terkesan ganas dan instan seperti di Indonesia jarang dilakukan. Ini bisa benar, tapi bisa juga kerena cara-cara kita disini belum membudaya bagi mereka.

Kalau sudah begitu, apakah kesan bonsai Indonesia kurang dihormati atau tidak bisa bersaing dengan Luar negeri disebabkan cara pembentukannya yang kurang manusiawi ini, atau mungkin terhasut oleh kampanye anti keganasan oleh Green Peace atau mungkin sudah ada Lembaga Hak Azasi atau Perlindungan Tumbuhan.

Kita akan bertanya, bukankah kawat aluminium itu diciptakan untuk tujuan ini, apakah di luar negeri orang membentuk bonsai tidak dengan kawat tersebut tetapi diganti dengan tali plastik atau karet, penggunaan dan cara pengawatan itu justru kita peroleh atau dipelajari dari luar negeri juga, bukan hak paten orang Indonesia seperti batik atau tari pendet.



Bonsai itu sesuatu yang tumbuh terus, pengawatan demikian akan menghambat pertumbuhannya, gunakanlah seperlunya saja, itu pesan dari kenalan Eropah kami tersebut.

Benar Mister, masih ada misteri yang perlu juga diketahui dunia luar, tujuan pengawatan demikian memang mulanya karena ingin bonsai terbentuk dengan instan, bagi kita yang terbatas segala sesuatunya, waktu dan kesabaran adalah harga yang mahal untuk ditunggu dan diuji.


Bonsai di Indonesia bukan semata-mata seni yang dipertontonkan, sisi komersial dan ekonomis lah yang paling sering diharapkan.


Let me tell you the truth Mister, yang tadi you lihat memang bukan seharusnya dibentuk demikian, tapi demi kamufalse meng “gede”in cabangnya kita harus demikian, tidakkah anda lihat begitu cantik dan matangnya pohon tersebut sekarang, kalau diamati lebih seksama pohon itu masih setengah matang.



Jadi tak perlu heran kalau di bursa atau pameran disini anda akan menyaksikan bonsai-bonsai bak pohon metal dengan cabang atau ranting sebesar batang rokok tapi dibalut penuh dengan kawat sebesar cerutu.
Itu kiat bisnis Mister......

Oh ...... my God, I really really understand now Andy, thanks’s a lot for your time and hospitallity, Hope someday will meet you again, sambil pamit dan bersalaman akhirnya dia pulang , maka habislah cerita ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar