Kamis, 18 Maret 2010

Karma Bermain Bonsai

Ini bisa jadi akhir dari petualangan saya di dunia Bonsai, tidak begitu lama menggeluti bidang ini dan bukan pula untuk mata pencaharian, sebagai penggemar biasa saya pantas bersyukur dalam rentang waktu yang tidak begitu lama sudah menyelami banyak seluk beluk perbonsaian di Indonesia.


Banyak sekali suka duka yang terjadi, tidak semua dapat direkam dalam catatan harian disitus ini, keinginan untuk menutup cerita sepertinya mesti dipercepat, orang akan bertanya-tanya, apa gerangan yang terjadi ?.

Sebagai manusia kita percaya bahwa semua yang ada didunia ini adalah ciptaan Yang Kuasa, kita hanya diberi sedikit mandat untuk mengelola atau memanfaatkannya.


Beberapa teman penganut Taoisme berkata :
“ Apa saya tidak merasakan sesuatu firasat perihal kehidupan saya yang kian hari kian sulit, mereka memberikan sedikit sindiran, pohon kan makluk hidup juga, coba anda adalah mereka, diikat dengan kawat baja , dipelintir dengan paksa, apa tidak tersiksa dan menderita, semua didunia ini ada karmanya.

Selama anda semakin mahir dan semakin banyak mengikat pohon, sepertinya nasib anda juga begitu, semakin terikat dan terbelit kesulitan, sama dengan pohon yang tersiksa karena perlakuan anda.

Tidakkah anda melihat kenyataan kebanyakan “ tukang bonsai ” yang hebat ilmunya konon hidupnyapun masih susah, bandingkan dengan profesi lain kalau sudah menguasai kemahiran tertentu kebanyakan hidupnya lebih senang.”


Awalnya tidak ada firasat atau sesuatu yang mengganggu pikiran saya dengan sindiran diatas, sejalan jam terbang yang bertambah, secara sukarela saya bahkan menjadi dokter dan salon bonsai.


Disaat-saat tertentu terkadang teringat juga ungkapan diatas, semakin dipikir sepertinya semakin mendekati kebenaran, sama dengan yang tertulis di kitab suci, sesuatu yang baik atau buruk kalau di pikir dan dibicarakan terus menerus bakal mungkin bisa atau dapat terjadi.


Tuhan maha Pengasih, kalau semua yang saya lakukan adalah dosa dan salah mohon dimaafkan, janganlah diperhitungkan sebagai karma, semua yang saya lakukan ini adalah panggilan jiwa, tidak terpikir untuk menyakiti sesama makluk hidup, saya percaya karya bonsai juga sesuatu yang mulia.


Selama bermain-main di perbonsaian, terkumpul beberapa pesan spiritual yang mungkin pantas anda baca sebagai bahan renungan.

1. Bonsai adalah Seni dan bersifat relatip, dengan demikian, anda tidak perlu ragu berkarya, apapun yang tercipta tidak ada tolak ukurnya, yang penting kalau menurut pribadi anda itu yang terbaik lakukanlah saja, bila orang berkomentar tentang baik atau buruk hasil karya anda, masa bodoh saja.

2. Bisa karena biasa, tidak ada yang terlampau sulit untuk dipelajari dan dipraktekkan, sering-sering melatih tangan dan mata, suatu saat anda pasti akan bisa.

3. Harus punya prinsip dan mental seniman atau kolektor, bagi yang beruntung jadi kolektor, jangan banyak mendengar tetapi banyak melihat serta membeli dengan selektip, ingat ada harga ada barang. Untuk yang memilih sebagai seniman, kutipan ini yang kebetulan pernah saya baca di facebook sangat-sangatlah tepat, pohon sendiri hiburanku, pohon orang uang belanjaku.

4. Kalau lagi stress dan frustrasi, coba melihat bonsai anda di malam hari, umumnya menyejukkan, yang jelekpun akan kelihatan cantik. Perlu diingatkan memilih atau membeli bonsai di malam hari sangat tidak disarankan, jawabannya pasti sudah anda tahu.

5. Waspadalah terhadap orang yang memanfaatkan obsesi anda, sering kita mendengar rumor ada juga mafia di dunia perbonsaian, segalanya bisa diatur agar menjebak anda.

6. Bila anda tidak punya waktu 30 jam sehari (waktu senggang banyak), punya bank sendiri (duit yang banyak), pendengaran budek alias tuli ( tahan omelan anak Istri), jangan berkutat di dunia bonsai, tinggalkan saja segera hobi ini.

7. Bila anda telah siap mental dan batin dan lebih afdol siap secara materi, hobi ini sangat bermanfaat, semua yang diatas hanya bersifat  makruh  dan bukan  haram  fatwanya.


Kalau situs ini berlanjut dan kembali menyajikan cerita, Alhamdullilah, ternyata semua ini bukan karma, Tuhan mengizinkan saya berbagi misteri alam dengan anda sebagaimana Firman Nya :

"Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji supaya ada tumbuh-tumbuhan dibumi, Dan jadilah demikian"



"Tanah ini menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik."

Minggu, 14 Maret 2010

Bonsai Taman Blackpine

Ada sedikit yang memalukan juga kalau diungkap, dengan bantuan teman di Jakarta beberapa tahun silam saya mendapatkan bahan bonsai jenis Blackpine, sedikit terkejut juga kala itu dengan harganya yang murah, karena diinformasikan ukuran extra large dengan harga yang kalau dipikir tidak mungkin dengan tidak sabar saya menunggu kiriman tiba.

Melihat kemasan kiriman datang, jantung berdetak kuat, besar amat ini pohon pikir dalam hati. Satu persatu benang bungkusan dibuka sampai akhirnya goni penutup tersingkap, melongo bodoh saya jadinya, didalamnya teronggok tinggi tegak pohon mirip pinus dengan batang sebesar kaleng coca-cola, dengan sedikit kesal teman dikontak, sejak itu saya mulai paham, bisa jadi kebodohan sendiri karena belum begitu mengerti istilah dalam bonsai, persepsi ukuran di dunia bonsai rupanya berdasarkan tinggi pohon, selama ini kita berasumsi besar adalah ukuran diameter pohon. Walaupun sudah sekian tahun lewat, kesalah pahaman saat lalu tetap menjadi kenangan yang sangat menggelikan.

Kembali ke blackpine tersebut, dengan postur tinggi kurus ceking saat itu tidak tahu apa yang mesti dibuat, ditambah lagi dengan pengalaman yang minim dalam bonsai apalagi dengan jenis blackpine, sepertinya pohon ini adalah korban sia-sia, pernah ditawarkan kepada beberapa teman untuk dijadikan penghias halaman, dan pohon ini juga mengalamai antar dan dijemput kembali karena tidak ada kesapakatan dengan peminat dikarenakan menurut mereka tidak sesuai harga dengan bentuk pohonnya, maklum disamping tidak mengenal blackpine, jenis inipun kurang populer karena jarang bisa dijumpai.

Sudah menjadi prinsip manusia , sering tidak mau mengakui kesalahan dan kebodohan sendiri, dengan kekesalan yang ada kepada beberapa teman penggemar tanaman hias dan bonsai saya berikrar, lihat nanti, pohon ini akan saya jadikan pajangan mewah orang berduit.

Awalnya keinginan adalah untuk tetap menjadikan si jangkung ini bonsai, sejalan dengan waktu serta pemahaman dan pengalaman bonsai yang ada, palu diketok, dengan berbagai pertimbangan terutama dilihat dari acuan pohon , diputuskan menjadikan pohon sakit hati ini sebagai bonsai taman.

Pertama dimulai reka bentuk, beberapa teman memberikan saran, untuk elemen taman saja kenapa ditempuh penyesuaian yang demikian, mereka tidak tahu bahwa ada perubahan kiblat dari rencana bonsai ke bonsai taman, jadi kesalahan menurunkan tinggi pohon sudah tidak dapat diperbaiki lagi.

BONSAI ADALAH SENI, setiap kesalahan yang menurut kebiasaan atau aturan yang ada boleh dikesampingkan saja, seniman punya hak dan kuasa untuk dapat berbuat apa saja kepada ciptaannya, yang terpenting karyanya bisa dinikmati orang banyak. Kalaupun karyanya jelek dan tidak bisa dinikmati orang, tidak perlu kecewa, cukup dengan berkelit seni itu relatip, jadi bagus dimata saya belum tentu bagus dimata anda.

Kini setelah mengalami tekuk plintir, trik atas bawah dan bahkan pancung sana sini, bonsai taman blackpine ini sepertinya bagus juga, penilaian sepihak ini jangan dibantah bila anda belum melihat pohonnya. Sepintas dengan penampilan formal dan gaya konvensional bagi pakar bonsai pasti dinilai membosankan, tapi jangan lupa bonsai taman ini adalah jenis blackpine, jarang-jarang bisa ada.



Kalau pengharapan terkabul suatu hari kelak anda akan melihatnya menjadi satpam atau penjaga halaman rumah orang kaya.

Sabtu, 13 Maret 2010

Kesebelasan Cihideung Selection

Maung Bandung dan Ayam Kinantan Medan, pencinta sepakbola Indonesia pasti sudah mengetahui fanatisme mereka, berjuang sampai keringat terakhir, terkenal dengan permainan kerasnya di lapangan hijau, bagaimana kalau di gabung ?, belum ada sponsor atau promotor yang mengajukan ide ini.

Dikancah kompetisi yang lain, rupanya ada juga yang berani mengambil resiko, walau tanpa sponsor dan hanya dengan dana swadaya bersama seadanya, para pemain Persib Bandung dan PSMS Medan ini disatukan dalam kesebelasan Cihideung Selection menuju laga di Lampung. Sebagai pelatih dan team manajer dirangkap oleh Kang Asep, tidak perlu Munas ataupun Voting kalau ada ajang kompetesi bergengsi sudah secara otomatis figur kita ini mesti dan diharuskan menyodorkan diri.

Dengan predikat pelatih nasional, kang Asep memang tidak pernah pusing menyusun barisan tempurnya, di asrama belakang rumahnya berdesakan bakal pemain nasional dari berbagai daerah, tinggal feeling dan sedikit pengamatan sudah seperti mencabut rumput saja mendapatkan sederetan pemain. Dari mulut sang pelatih keluar juga keluhannnya, tidak semua orang bisa sejiwa dan sependapat, kadang kala sebelum selesai sekolah, kebanyakan anak didik sudah dijemput pulang, ada juga yang belum siap dan masih tahap sekolah tetapi dipaksakan ikut kompetisi, saya mau bilang apa namanya orang kerja.

Nampaknya masih pemain-pamain gaek yang terpilih sekali ini kang ?. Sambil merokok kang asep menjawab : Ya, biasa, walau regenerasi kita mesti juga menyertakan beberapa pemain lama agar dapat membimbing adik-adiknya yang masih baru mengenal ajang kompetisi.

Sambil menunjuk ke deretan pohon yang tersusun di lantai kang Asep menjelaskan, para pemain sekali ini lebih segar daripada yang dikirim ke Malang tempo hari, komposisinya 40 banding 60 lah kalau dipersenkan, porsi besar nya lebih diutamakan ke pamain baru agar diuji dan menambah pengalaman.

Kalau dulu di Malang kang Asep menancapkan target, untuk sekali ini bagaimana kansnya ?.

Sedikit terperangah juga pelatih kita, dengan senyum dan menggaruk muka kang Asep berketus : Aduh, tolong pak, banyak pemain baru yang kita berangkatkan sekali ini, jadi jangan ditargetkan, kalau untuk pemain kita yang lama tentu diharapkan kondisi penilaian bisa ditingkatkan, tapi untuk pemain baru sepertinya hanya beberapa saja yang bisa diharapkan punya prestasi.

Kenapa begitu Kang Asep ?. Pemberitahuan untuk laga di Lampung sedikit mepet, agenda kita tidak kesana , sebelumnya bidikan adalah ajang di Sidoarjo atau Bali bulan Juni mendatang, ujar kang Asep.

Karena masih penasaran kita jejal terus pelatih kita dengan semangat, akhirnya keluar juga sedikit uneg-uneg, kita lagi susah, kalau kesana sia-sia kan seperti orang bodoh, begini sambungnya, untuk pemain lama di katagori Utama seperti Gulo Kemantung, Antingputri dan Cemara Duri tidak ada masalah lagi, sambil berjalan menunjuk dan menyebutkan nama sederetan bonsainya pak Asep berkata lagi, semua yang tadi itu di Madya dan kalau dari pengamatan pak Asep sepertinya bakal nyabet merah juga.

Setelah selesai bicara, kita menghitung kembali apa yang dikatakan Kang Asep, saya hanya bisa berujar, ampun, Lu kagak salah pak Asep, berarti dari 11 pemain kesebelasan Cihideung Selection ini 100 persen dihitung dapat merah !!!!. Masak…….. Iya……… ujar pelatih kita.

kita menutup cerita ini dengan saling tersenyum dan ketawa terkakak kakakkkkkk……

Inilah format sementara Kesebelasan Cihideung Selection menuju laga Lampung :









Rabu, 10 Maret 2010

Menguak Sejarah Bonsai

Ada sekelumit ulasan Master Bonsai Robert Steven, begini bunyi ungkapannnya, pilih sendiri, apa anda mau membuat bonsai yang cantik dan indah atau bonsai yang bersertipikat.

Saya adalah salah satu dari yang sependapat dengan ulasan diatas, bonsai-bonsai dibawah ini awalnya kurang begitu diperhatikan orang, namun selanjutnya mempunyai kesempatan memilih jalan hidupnya kearah yang lebih baik.

Bonsai jeruk kingkit ini sejak diketemukan sudah dipatok sebagai bahan eksperimen saja, keunikannya hanya pada perantingan yang menjadi dimensi pohon semua berasal dari satu titik tumbuh saja. Sebagian batang di bagian belakang terutama di pancungan atas kropos dan lapuk hingga hampir kebawah akar, keunikan satu titik tumbuh ini ditonjolkan sebagai tampak depan.

Beberapa waktu kemudian saat membersihkan pohon, kondisi kropos dan lapuk sudah sangat mengganggu dan menunjukan gejala pohon bakal fatal apabila terus dibiarkan, akhirnya kulit dan kayu lapuk dibagian tampak belakang dibersihkan dengan pengerokan sampai licin bersih terkelupas.

Saat itu istilah bunjin dan teknik mengejin pohon belum saya pahami, setelah selesai pengerokan ada kekuatiran, kalau dibiarkan begitu lagi kejadian kropos atau lapuk serupa bakal terulang.

Dengan jalan pintas , semua bekas kerokan ditutup dengan campuran lem kayu dan semen pengisi nat keramik, sebagai sentuhan terakhir kesan kerucut diujung batang dibuat meniru gaya ngejin kebanyakan gambar pohon yang pernah dilihat.

Duduk sambil merokok melihat kembali hasil kerja atas pohon ini memaksa saya harus bekerja jagi, ternyata semakin lama diperhatikan kesan indah menurut mata saya lebih wujud diposisi tampak belakang daripada tampak depan, setelah beberapa kali di putar bolak-balik, pohon di pruning total, dan finalnya posisi mahkota dan dimensi pohon disesuaikan kembali mengambil posisi batang rusak yang dulunya sebagai tampak belakang menjadi tampak depan.


Saya sangat senang menikmati daur ulang tak terduga pohon ini, kepada Master Robert Steven yang kebetulan ke Medan saya tanya pendapatnya. Masyaallah……...., merinding juga mendengar, ternyata semua yang telah dikerjakan adalah SALAH.

Tidak perlu kecewa, walaupun di vonis salah oleh seorang master bonsai, setidak-tidaknya saya sudah memilih membuat pohon indah menurut pribadi saya dan untuk dinikmati sendiri, jadi masa bodohlah dengan sertipikatnya.



Antingputri ini termasuk generasi pertama sejak saya mengenal bonsai, dibeli dengan harga yang murah, pernah terbesit juga ego bahwa sebagai pemula kita lagi dibodohin saat itu. Bonsai ini diameter batangnya kecil dengan perantingan yang lengkap dan perakaran yang kurang begitu baik.

Bonsai ini kurang fotogenik, kesan baik hanya terlihat pada fisik asli daripada melihatnya di gambar. Pertama datang bonsai ini sudah matang betul, besar batang dan ranting sudah seimbang bahkan diharapkan perantingannya tidak tumbuh membesar lagi, perantingan dan mahkota masih dibentuk dengan gaya lama yang kaku dan menoton.

Re styling dimulai dari mahkota, awalnya yang berbentuk mangkok tertutup, di buka keatas, percabangan yang rata menoton, dibikin berirama, ranting yang sangat over di pendekin, sampai disitu saja maksimal bisa di up grade saat itu.

Dengan penampilan demikian antingputri ini pernah diikutkan dalam kontes kelas RT an. Hasilnya tidak perlu diulas lagi, kepada Juri kita menanyakan kelemahan pohon ini, jawabnya ketus, untuk apa lagi pohon begini, batangnya begitu kecil sebentar lagi ranting mengejar batang, lebih sesuai jadi elemen taman saja.

Mendengar dari Juri yang dianggap pakar timbul juga frustasi. Daripada jadi sampah kenapa tidak di obrak-abrik saja, sekali waktu saya mengamati antingputri ini dengan seksama, dalam hati berkata, ini bonsai dimulai dari nol bukan bahan galian, kalau batang tidak besar memang sudah alamiahnya , pohon utuh hampir tidak ada potongan sama sekali, liukan batang begitu baik, perantingan penuh , ada apa yang salah sehingga dianggap sampah.


Berpuluh kali tidak terhitung sudah pohon ini diputar terus sampai pada suatu kali berhenti, akhirnya diperoleh juga posisi dengan tampak depan dan flow yang tepat, perubahan ini membuat percabangan yang dulu kelihatan agak rata dan sejajar kiri kanan, kini tampak naik turun dan lebih berirama mengikuti liukan alur batangnya.

Pohon sampah ini sudah mulai keluar auranya, cuma masih ada yang timpang diperakarannya karena perubahan posisi tampak depan,
metode instan, tidak perlu repot program akar, kebetulan banyak tumbuh anak-anak ranting dari pangkal bawah batang, cukup di belit kawat dibikin sedikit liukan agar tidak kaku, tekuk kebawah , tancap ke medianya, selesai sudah. SEMPURNA……



Cemara Duri ini adalah koleksi Asep Suwarna, seniman bonsai yang sepanjang karirnya didedikasikan khusus membuat bonsai bersertipikat, tidak begitu banyak yang dapat diulas tentang bonsai ini, catatan yang dapat diberikan adalah awalnya pohon ini seperti pengamen di pinggir jalan yang beruntung jatuh ke tangan trampil yang tepat , dipoles terus menjadi artis menuju pentas untuk mendapatkan sertipikat bintang, pertama melihatnya saat di “ Tune Up “ beberapa tahun lalu sudah ada firasat bahwa inilah bonsai cemara duri buatan lokal yang bakal disegani di meja kontes.


Ukuran awalnya Extra Large, tidak jelas atas pertimbangan apa, cemara duri ini kini berdiri berwibawa di ukuran Large, secara anatomi, bonsai ini memiliki segala kriteria yang diperlukan untuk sebuah bonsai dengan Predikat Baik Sekali.

Tidak tahu apakah anda bisa tersinggung atau tidak Pak Asep, tetapi perlu juga diungkap disini, sudah beberapa kali si Maskot Cihideung ini dipinang agar berpindah domisili , tetapi masih enggan beranjak, memang sudah selayaknya dipertahankan, menurut hemat saya untuk beberapa tahun kedepan juga masih sulit diketemukan bonsai dengan Jenis dan sosok demikian.



Bonsai Cemara Duri inilah yang paling menarik untuk dibicarakan, titipan teman ini sebenarnya ditujukan untuk bahan diskusi, begitu paket kiriman dibuka dan diamati , sudah ada puluhan pertanyaan.


Kesimpulan dipikiran yang keluar setelah mengamati pohon ini adalah :
1. Bonsai ini dibuat oleh orang yang mungkin belum begitu paham bonsai
2. Melihat teknik pembuatannya bisa jadi senimannya lagi stress, menghiraukan kepatutan semestinya dalam membuat bonsai
3. Sengaja mencari sensasi dengan membentuk bonsai dengan gaya ekstrim
4. Bonsai Cacat produksi sehingga ditempuh cara kamufalse untuk menutupi kekurangan
5. Bentuk terbaik yang dapat dibuat dengan bahan yang demikian

Setelah begitu lama memendam rahasia, akhirnya misteri bonsai ini dibuka juga oleh sang pencipta, sebagian besar kesimpulan diatas ada yang benar namun banyak pula yang salah. Coba diteliti dengan seksama, anda akan menemukan sesuatu yang ganjil atas pohon ini, berhari-hari bahkan berminggu saya tidak menemukan keganjilan yang dimaksud kecuali tanda tanya kenapa bonsai ini dibuat dengan ekstrim begini.

Saya menyerah dan akhirnya misteri dibuka, itulah sebabnya bonsai ini dikirim dengan pesan khusus diperuntukan sebagai bahan diskusi bukan untuk dibursa ungkap sang pencipta, tetapi kalau ada yang tidak percaya dan keras kepala, silahkan beli dengan harga tinggi bonsai tersebut, kita akan buktikan bahwa bonsai ini dibentuk dengan maksimal dan penuh tipu daya.

Kalau anda yang punya kesempatan melihat langsung fisik bonsai ini silahkan mencoba kalau tidak percaya. Sudah jadi kesepakatan, rahasia pohon ini akan kita simpan bersama sampai suatu saat kalau ada yang bisa menguak fakta ataupun suatu hari nanti pohonnya sendiri yang berbicara.

Selasa, 09 Maret 2010

Sarracenia Unik dan Menarik

Sebagai buah tangan teman dari luar negeri, beberapa waktu yang lalu saya memdapat sepohon Sarracenia mungil, menurut pengakuannya sarracenia ini pernah dilihat disuatu pameran bunga di Jakarta dijual dengan harga lumayan mahal, kalau yang dibawa ini dibeli cuma seharga lebih kurang 20 ribu Rupiah saja kalau dihitung equivalen uang kita.


Karena tidak dianggap istimewa, sarracenia ini ditanam ala kadar, tidak ada perlakuan khusus untuk tanaman ini, kecuali disiram air secukupnya setiap hari, tidak jelas memang fenomena kehidupan sarracenia ini, walau tanpa diberi pemupukan dan minim perawatan, tanaman ini tumbuh dan tumbuh terus serta berkembang biak bagai tidak terkendali.



Setiap yang datang kerumah dan kebetulan menanyakan tanaman ini, selalu pulang dengan anakannya yang dicabik begitu saja dari samping induknya. Dari semua yang pernah mendapat anakan sarracenia belakangan diketahui bahwa hampir tidak ada yang selamat alias bisa hidup.


Pernah ditanya secara sinis, apa ada rahasia yang disembunyikan perihal teknik atau cara menanam sarracenia ini, sulit juga saya menjawab pertanyaan tersebut, karena selama ini tidak ada perlakuan khusus yang diterapkan, mmungkin ada satu yang belum diketahui, bahwa setiap repotting anakan sarracenia ini akarnya selalu dibungkus dengan spagnum moss kemudian bawah dan sekeliling pot diisi atau dipadatkan dengan cocopeat, pakis, pasir ataupun tanah.


Teori dan pengalaman diatas belum tentu benar, tetapi mungkin inilah misteri kehidupan sarracenia saya selama ini, secara logika anakan tanaman setelah dipisahkan, akarnya bisa jadi memerlukan kelembaban yang cukup, dengan perlindungan kelembaban air dalam moss inilah barangkali yang menjadi awal kehidupan tanaman ini sebelum akar-akarnya yang lain tumbuh.


Walau tumbuh dan berkembang biak dengan dahsyat, Tidak ada yang menarik perhatian selama ini sampai suatu sore ketika mengamati bonsai, mata saya terperanjat, diantara sela-sela batang bermunculan tunas-tunas bunga sarracenia, warna merah darah dengan kelopak dalamnya berwarna kuning, begitu unik dan menarik sekali.


Guna memperdalam pengetahuan sarracenia ini, saya menelusuri beberapa situs internet, diketahui bahwa sarracenia di daerah asalnya di belahan Amerika Latin konon dapat mencapai tinggi lebih dari 1 meter,bahkan dari budi daya juga dapat dihasilkan sarracenia dengan ukuran yang cukup mempesona seperti terlihat digambar sebelah kiri ini, bandingkan dengan punya kita yang tingginya tidak melebihi 30 cm.


Kita akan lihat selanjutnya, apakah tekad untuk mencapai apa yang telihat seperti gambar diatas yaitu sarracenia yang tumbuh besar dan menjulang tinggi dapat terwujud dan bukan sebatas angan-angan saja.

Senin, 08 Maret 2010

Pemulung dan Profesor


Pemulung , julukan yang kurang atau tidak di hormati sama sekali, bagaimana kalau ini sebagai Profesi, orang akan berguman, amit-amit jabang bayi, tolong jangan sampai ada keturunan kit a yang menggeluti pekerjaan ini. Jangan dan tidak perlu dipikirkan, yang ini serupa tetapi tidak sama.

Pemulung dan Professor, seperti air dan minyak, tidak mungkin disatukan, kalau ditelaah dari segi profesi jelas sulit untuk dipersatukan, di sinetron ini Profesor kita bukan dari kalangan civitas akademis melainkan perajin bonsai yang sudah banyak makan asam garam dan kolaborasi ini juga terjadi tanpa skenario, hanya terpicu sekelumit nyanyian sorak Pramuka :
Disini senang disana senang
Dimana-manapun ikut senang


Perlu diberi catatan, sorak kolaborasi kita ini nuansanya berbeda, bunyinya demikian :
Disini miskin disana susah
Semuanyapun serba merana


Mari kita sambung ketoprak humor ini ke inti ceritanya, walau seperti air dan minyak, perpaduan suka sama suka ini di mulai cukup sederhana, seperti kata orang Betawi, Gue yang ngumpul, Elu yang rawat, itu saja?, awalnya memang mudah, tetapi mengingat bonsai tidak instan dan perlu waktu proses relatip lama, untuk mencapai suatu kuota tertentu tidaklah semudah membalik telapak tangan, dengan tekad bulat dan semangat tinggi kita pekik bersama, apa boleh buat harus ada jalan keluar !!!.

Banyak jalan ke Roma, itu kata pepatah, tapi untuk orang yang makanpun susah seperti kita bagaimana bisa. Jalan untuk kita tidak banyak, cuma satu dan Alhamdullilah walau cuma alternatip ini yang ada ternyata semua berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Jalan satu-satunya yaitu dengan saling melepas atau menjual koleksi untuk mengumpulkan dana, tidak terpikir memang sebelumnya, likwidasi asset ini berjalan lancar, laris manis bak kacang goreng, maklum koleksi yang dijual boleh dibilang yang terbaik dari yang ada, Pemulung melepas Anting Putri dan Gulo Kemantung, Profesor kita melego sepasang Cemara Duri nya, dari dana terkumpul ini secara global ternyata dapat terkumpul lebih dari 100 calon mahasiswanya.

Saat ini Universitas Cihideung di Bandung sedang menunggu penerimaan mahasiswa baru , gelombang pertama lulusan murah meriah alias bahan-bahan Kemuning kwalitas 2 keatas, tak tanggung-tanggung pesertanya hampir mancapai 50 pohon lebih, beginilah diantaranya :













Gelombang kedua sepertinya sudah mulai selektip, bila tidak terlampau berlebihan dapat dikatagorikan sebagai bahan berkwalitas baik atau KW 1 kata orang dagang, beberapa calon artis ini dapat disimak dari barisan gambar berikut :





Gelombang ketiga, ini adalah rombongan yang paling sulit diberangkatkan, besar seperti gajah, tinggi kayak jerapah, begitulah perumpamaannya, karena masih terbentur biaya angkutan, sementara ini semuanya masih diasramakan di panti sosial alias tempat kenalan di sentra bonsai di Medan.

Setelah semua ini, Pemulung sudah menuntaskan pekerjaannya, selanjutnya harapan sudah ditangan Profesor Bonsai kita, hanya satu yang ditunggu, kapan Launchingnya, Profesor ?. Jawabnya enteng saja, emangnya sekolah bisa tamat satu dua bulan saja, kalau cuma kejar gelar Diploma alias membidik bursa cukup maksimal 1 atau 2 tahun sudah layak, tetapi kalau menginginkan ijazah sarjana alias barang jadi dan siap diuji di ajang kontes, wah tak ada jaminannya , bisa 3 atau 5 tahun bahkan lebih. Busyeeeeettttttt……

Tidak tahu kapan sinetron ini bisa bersambung lagi, tidak ada salahnya sesi ini kita sudahin dengan puisi penutup dibawah ini :
Tiada dusta diantara kita
Bersama sepakat menyimpan rahasia
Suatu waktu fakta akan bicara


Pasrah bukan jalan kita
Semoga semuanya sesuai rencana
Jadi orang enjoy-enjoy saja

Sabtu, 06 Maret 2010

Sentra Bonsai Baru Medan

Terletak di jalan yang sarat lalu lalang kenderaan yang menuju mulut Tol Belawan di Jalan Sutomo Medan, ada sebuah sentra tanaman baru yang lumayan luas, persisnya di halaman Gelanggang Remaja Medan , beraneka jenis tanaman dari Anggrek, Aglonema , Sansiviera dan lainnya menempati beberapa kavling di sentra tanaman ini , yang menjadi perhatian kita tentu tanaman Bonsainya.


Diperoleh informasi bahwa kegiatan disana baru dimulai tahun yang lalu, dan bagi penggemar dan perajin Bonsai di Medan, tempat ini pada mulanya di kenal sebagai sentra bursa untuk bonsai-bonsai menengah kebawah atau bahasa pasarnya yang murah meriah.


Menguji rumor diatas, sepohon cemara entah dari jenis apa yang kebetulan sangat menarik saya tanya, Cemara ini dijual ?. Ya jawabnya. Berapa dilepas bang ?. Tujuh juta saja bang, bagi saya harga tersebut tidak mengheran dan tergolong pantas bila dinilai dari kwalitasnya. Karena Cuma iseng menanya dan supaya penjual tidak kecewa, kamera disaku terpaksa dikeluarkan untuk mengabadikan pohon tersebut, saya hanya bisa berujar, tidak bisa beli pohonnya photo saja pun jadi, boleh diphotokan bang?, Ya , silahkan …….



Meneruskan informasi orang, saya coba bertanya lagi, katanya disini bonsainya murah meriah, kenapa ini mahal ?, yang bersangkutan langsung mengerti maksud saya, yang murah banyak bang , tapi masih bahan ataupun bonsai ukuran kecil, cemara tadi titipan kolektor untuk dijual bang, ujarnya sambil menuntun saya menuju halaman dibelakang.




Sesuatu yang mencengangkan bila dikuak sedikit rahasia pribadi dari pengelola sanggar bonsai ini, Bang Akhun namanya ternyata sebelum menggeluti dunia tanaman adalah pedagang Sparepart kenderaan bermotor, tanpa malu diakuinya lebih tahu onderdil daripada tanaman, kenapa beralih profesi ?, tidak tahu ujarnya, mulanya memang memprihatinkan tetapi lama kelamaan bidang baru ini membawa sedikit kenyamanan juga katanya singkat.


Bang Akhun termasuk yang cepat menbaca situasi, selama beberapa bulan terakhir mengamati perkembangan lalu lalang bursa bonsai di tempat ini, kita angkat topi, disamping mengikuti trend pasar, bang Akhun juga punya naluri dagang yang tajam dan jiwa spekulasi yang tinggi, maklum namanya saja pedagang, peluang sekecil apapun mesti dimanfaatkan.




Untuk pemula dibidang usaha ini, keberanian mengumpulkan bahan-bahan bonsai berkwalitas patut diacungi jempol, beberapa jenis primadona di Medan dan pulau Jawa tersusun rapi menunggu bidikan peminat, puluhan mungkin saja sudah mencapai ratusan bahan-bahan bonsai seperti anting putri, mirten, jeruk kingkit dan kemuning berdesakan di halaman sanggar bonsainya.


Bagi anda yang punya hobi tanaman apalagi bonsai tidak ada salahnya jalan-jalan sambil cuci mata ke tempat ini.

Senin, 01 Maret 2010

SHOHIN Asal Jadi

Semua teori dan pengalaman sama, bonsai berkwalitas dimulai dengan bahan atau bakal bonsai dengan gerak dasar yang baik, kesehatan pohon yang prima dengan setting gaya yang tepat untuk mendapatkan penampilan yang baik dan menarik, penataan dalam wadah pot yang sesuai untuk mendapatkan keserasiannya dan sebagai akhir penantiannya tentu dituntut kematangan yang cukup.


Mendambakan bonsai sebagaimana diatas, bagi seorang penggemar atau kolektor yang uangnya tidak berseri nomor ( Istilah bagi yang mempunyai kemampuan financial yang tak terbatas dan daya beli tinggi), tentu bukan masalah, hanya tinggal memilih, bonsai idaman sudah berpindah dan menjadi miliknya.


Bagi orang seperti saya yang uang seribu rupiah nya saja sudah punya seri nomornya untuk mendapatkan bonsai idaman berkwalitas tersebut tentu bukanlah hal yang gampang.


Jangan merasa rendah diri, kalau sedikit kreatif dan mau menghargai apa yang dibuat sendiri, sebenarnya semua serba murah dan mudah, sering-sering berselancar di dunia maya memang membuka wawasan dan ide, dari beberapa situs bonsai di Jepang dan Eropa banyak sekali terlihat bentuk bonsai berpenampilan ekstrim, batang lumayan besar dengan perakaran yang seram merata, tetapi tingginya tidak proporsional, bisa diperumpamakan seperti binaragawan cebol, SHOHIN BONSAI, begitulah disebut.


Didalam beberapa laman lain bentuk-bentuk demikian juga tampak, tapi dengan penampilan sedikit feminine dan anggun, batang relatip kecil, bedanya selalu ditampilkan dengan pose bonsai di pegang di tangan untuk memperlihatkan kemungilan pohonnya.


Shohin adalah bentuk ekstrim kekar cebol ataupun sebutan di Jepang untuk bonsai sosok mini, kesimpulan ini bagi saya belum begitu jelas, tidak mau tahulah masalah isitlah ini, yang penting kita memelihara bonsai adalah untuk dinikmati sendiri, kenapa pusing, di sekitar kita begitu banyak bakalan bonsai rusak terbuang bahkan tidak berharga sama sekali, Shohin adalah alternatip terbaik dikala semua serba terbatas dan mahal.




Sangat instan bahkan hanya diperlukan waktu tidak lebih 30 menit , anda akan mengoleksi “ Shohin “ asal jadi yang demikian, menurut saya pribadi cukup bagus, tetapi jangan percaya, semua ego manusia sama tidak pernah menyatakan dirinya jelek.


Pembentukan bonsai demikian tidak perlu kematangan yang cukup, bahkan dapat dikatakan siap seketika begitu kita selesai membentuknya, pemeliharaan selanjutnya hanya terhadap daun dan tambahan sedikit rantingnya, tidak perlu pengelosan sebagaimana pembetukan bonsai biasanya.


Untuk anda penggemar bonsai , silahkan mencobanya, carilah beberapa bakalan atau pohon yang sudah tidak memenuhi kriteria bonsai lagi, hanya dengan gergaji, pahat atau cutter tajam , gunting, kawat bekas seadanya dan tentu sebuah pot mungil, anda pasti akan menambah kepuasan batin dengan koleksi “ Shohin “ buatan sendiri, sedikit masalah krusial perlu diperhatikan, kalau peletakan pohon adalah di tempat terbuka dengan sinar matahari sepanjang hari, jangan lupa menempatkan moss di dasar wadah pot dan di permukaan media untuk menjaga kelembaban nya.



Suatu hari nanti apabila istilah Shohin ini sudah Jelas artinya bagi saya, dan ternyata penafsiran terdahulu keliru , tidak perlu malu, saya tetap akan menyebut bonsai dengan pembentukan demikian dengan sebutan Shohin . Bukan keras kepala, di atas sudah ditegaskan, saya memelihara bonsai memang untuk dinikmati sendiri……


Beberapa bonsai shohin dibawah ini, dibuat dengan sederhana dan waktu yang singkat


Hokiantea ini lebih mendekat kepada “Shohin” selera ala Kapitan Andy, sosok kekar cebol tapi dengan ukuran mini hanya 15 cm tidak lebih, saya sangat menikmati keunikannya.




Shohin Lada-lada ini lebih menarik, diperoleh secara gratis dari seorang perajin di sentra bonsai Medan, sebelumnya adalah bonsai Small gaya slanting, banyak cabang utama rusak sehingga di anggap sampah, pembentukan dimulai dengan batang utama ditengah atau as pohon dipotong, beberapa cabang mati dibuang, setelah itu tidak tahu akan dibentuk gaya apa lagi, sampai akhirnya Shohin Windswept jadi alternatip.



Berikut ini adalah rongsokan bonsai Lada-lada, setelah di pahat dibuang sana-sini sepertinya juga unik dan menawan, tapi ini bagi saya, untuk anda jelas belum tentu sependapat.





Ini adalah kiriman dari soul mate Bandung sebagai pemicu semangat, hanya pesan pendek di kotak kiriman , mudah-mudah2an bisa menghibur dan menghidupkan kembali semangat kita yang sepenggal Jiwa Bonssainya telah pergi.


Terimakasih kawan, ini harus diakui Shohin terbaik yang pernah saya koleksi, jenis Cemara Duri, cuma kalau diukur over sedikit maklum 16 Cm tingginya.