Senin, 08 Maret 2010

Pemulung dan Profesor


Pemulung , julukan yang kurang atau tidak di hormati sama sekali, bagaimana kalau ini sebagai Profesi, orang akan berguman, amit-amit jabang bayi, tolong jangan sampai ada keturunan kit a yang menggeluti pekerjaan ini. Jangan dan tidak perlu dipikirkan, yang ini serupa tetapi tidak sama.

Pemulung dan Professor, seperti air dan minyak, tidak mungkin disatukan, kalau ditelaah dari segi profesi jelas sulit untuk dipersatukan, di sinetron ini Profesor kita bukan dari kalangan civitas akademis melainkan perajin bonsai yang sudah banyak makan asam garam dan kolaborasi ini juga terjadi tanpa skenario, hanya terpicu sekelumit nyanyian sorak Pramuka :
Disini senang disana senang
Dimana-manapun ikut senang


Perlu diberi catatan, sorak kolaborasi kita ini nuansanya berbeda, bunyinya demikian :
Disini miskin disana susah
Semuanyapun serba merana


Mari kita sambung ketoprak humor ini ke inti ceritanya, walau seperti air dan minyak, perpaduan suka sama suka ini di mulai cukup sederhana, seperti kata orang Betawi, Gue yang ngumpul, Elu yang rawat, itu saja?, awalnya memang mudah, tetapi mengingat bonsai tidak instan dan perlu waktu proses relatip lama, untuk mencapai suatu kuota tertentu tidaklah semudah membalik telapak tangan, dengan tekad bulat dan semangat tinggi kita pekik bersama, apa boleh buat harus ada jalan keluar !!!.

Banyak jalan ke Roma, itu kata pepatah, tapi untuk orang yang makanpun susah seperti kita bagaimana bisa. Jalan untuk kita tidak banyak, cuma satu dan Alhamdullilah walau cuma alternatip ini yang ada ternyata semua berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Jalan satu-satunya yaitu dengan saling melepas atau menjual koleksi untuk mengumpulkan dana, tidak terpikir memang sebelumnya, likwidasi asset ini berjalan lancar, laris manis bak kacang goreng, maklum koleksi yang dijual boleh dibilang yang terbaik dari yang ada, Pemulung melepas Anting Putri dan Gulo Kemantung, Profesor kita melego sepasang Cemara Duri nya, dari dana terkumpul ini secara global ternyata dapat terkumpul lebih dari 100 calon mahasiswanya.

Saat ini Universitas Cihideung di Bandung sedang menunggu penerimaan mahasiswa baru , gelombang pertama lulusan murah meriah alias bahan-bahan Kemuning kwalitas 2 keatas, tak tanggung-tanggung pesertanya hampir mancapai 50 pohon lebih, beginilah diantaranya :













Gelombang kedua sepertinya sudah mulai selektip, bila tidak terlampau berlebihan dapat dikatagorikan sebagai bahan berkwalitas baik atau KW 1 kata orang dagang, beberapa calon artis ini dapat disimak dari barisan gambar berikut :





Gelombang ketiga, ini adalah rombongan yang paling sulit diberangkatkan, besar seperti gajah, tinggi kayak jerapah, begitulah perumpamaannya, karena masih terbentur biaya angkutan, sementara ini semuanya masih diasramakan di panti sosial alias tempat kenalan di sentra bonsai di Medan.

Setelah semua ini, Pemulung sudah menuntaskan pekerjaannya, selanjutnya harapan sudah ditangan Profesor Bonsai kita, hanya satu yang ditunggu, kapan Launchingnya, Profesor ?. Jawabnya enteng saja, emangnya sekolah bisa tamat satu dua bulan saja, kalau cuma kejar gelar Diploma alias membidik bursa cukup maksimal 1 atau 2 tahun sudah layak, tetapi kalau menginginkan ijazah sarjana alias barang jadi dan siap diuji di ajang kontes, wah tak ada jaminannya , bisa 3 atau 5 tahun bahkan lebih. Busyeeeeettttttt……

Tidak tahu kapan sinetron ini bisa bersambung lagi, tidak ada salahnya sesi ini kita sudahin dengan puisi penutup dibawah ini :
Tiada dusta diantara kita
Bersama sepakat menyimpan rahasia
Suatu waktu fakta akan bicara


Pasrah bukan jalan kita
Semoga semuanya sesuai rencana
Jadi orang enjoy-enjoy saja

2 komentar:

  1. tolong no hp dan alamatnya..saya minat sama bakalan kemuning yang kls 2 ke atas ama yang kw 1..hubungi saya di 085878813234 atau 08156987096

    BalasHapus
  2. minta no hp nya dooong?

    BalasHapus